Penyesuaian diri yang Sehat


Manusia sebagai makhluk sosial dituntut untuk selalu melakukan penyesuaian (adjustment). Penyesuaian adalah suatu hubungan harmonis sengan lingkungan yang melibatkan kemampuan untuk memuaskan kenutuhan-kebutuhan terpenting dan menghadapi tuntutan, baik secara fisik dan sosial. Penyesuaian diri yang baik bukanlah kemampuan beradaptasi dengan cepat semata, tetapi juga dengan cara-cara yang sesuai dengan diri dan lingkungan, serta mengarahkan individu untuk mampu berbuat yang terbaik dan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya.


       Penyesuaian (adjustment)n terdiri atas tiga komponen dasar yaitu : diri sendri, orang lain dan perubahan. Penyesuaian merupakan suatu variasi dan perubahan dalam perilaku yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan menghadapi tuntutan-tuntutan sehingga dapat mendirkan suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Menurut Awater (1983), penyesuaian terjadi daari serangkaian perubahan-perubahan diri dan pada suatu situasi tertentu dalam hal mencapai suatu hubungan yang memuaskan dengan orang lain serta apa yang ada dusekitar kita. penyesuaian juga dapat diungkapkan sebagai proses dimana seseorang merespon tuntutan lingkungan dan mengatasi stress (Rathus & Nevid,2002).

Penyesuaian diri yang baik dan Sehat berarti respon yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan merupakan cirri yang sangat khas dalam penyesuaian diri yang baik. Meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik. Ia menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan pribadi. Penyesuaian diri yang sehat dapaat tercapai bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam serta orang tersebut mampu menghadapai kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja dan berprestasi.



Daftar Pustaka:

Semium,Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius

Sari dewi, Kartika. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: CV Mediakreatif




No comments:

Post a Comment