Tugas 2
1. Stres dan Jenis Stres
DEFINISI
STRES.
Stres
dikenali sebagai interaksi anatara kemampuan coping seseorang dengan tuntutan
lingkungannya. Stress merupakan proses psikobiological (adanya: stimulus yang
membahayakn fisk dan psikis bersifat mengancam, lalu memunculkan reaksi-reaksi
kecemasan). Menurut Atwater (1983), stress merupakan suatu tuntutan penyesuaian
yang menghendaki individu untuk meresponnya secara adaptif. Stress adalah suatu
proses dalam rangka menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang mengancam,
menantang, ataupun membhayakan; serta individu merespon peristiwa itu baik pada
level fisiologis, emosional, kognitif dan tingkah laku (Feldman, 1989).
Sedangkan Hans Selye (dalam, Hahn & Payne, 2003) menjelaskan stress adalah
respon yang tak spesifik dari tubuh terhadap berbagai tuntutan yang ada, dimana
respon tersebut dapat berupa respon fisik atau emosional.
a.
Jenis-jenis
Coping Stress
Lazarus & Folkman (1986) mengidentifikasi berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1) Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2) Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi, mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3) Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4) Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam masalah.
5) Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian lebih kepada hal yang dapat meciptakan suatu pandang positif.
6) Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau menghindari.
7) Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan diri sendiri. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal positif dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.
Lazarus & Folkman (1986) mengidentifikasi berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1) Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2) Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi, mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3) Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4) Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam masalah.
5) Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian lebih kepada hal yang dapat meciptakan suatu pandang positif.
6) Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau menghindari.
7) Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan diri sendiri. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal positif dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.
Jenis
- Jenis Coping Destruktif & Konstruktif :
Mekanisme coping individu
menurut Rasmun (2001), meliputi :
1) Mekanisme coping yang destruktif (mal adaptif)
Adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau mengalami keadaan yang beresiko tinggi suatu ketidakmampuan untuk mengatasi stressor. Coping maladaptive menggambarkan individu yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kejadian-kejadian yang sangat menekan (Carpenito, 2001).
Karakteristik coping maladaptive menurut Taylor (1997), yaitu :
· Menyatakan tidak mampu
· Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif
· Perasaan lemas, takut, irritable, tegang, gangguan fisiologis, adanya stres kehidupan.
· Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
2) Mekanisme coping yang konstruktif (adaptif)
Merupakan suatu kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai tugas mempertahankan konsep diri, mempertahankan hubungan dengan orang lain, mempertahankan emosi dan pengaturan stres (Carpenito, 2000).
Karakteristik, mekanisme coping adaptif, yaitu :
· Dapat menceritakan secara verbal tentang perasaan
· Mengembangkan tujuan yang realistis
· Dapat mengidentifikasi sumber coping
· Dapat mengembangkan mekanisme coping yang efektif
· Mengidentifikasi alternatif strategi
· Memilih strategi yang tepat
· Menerima dukungan
1) Mekanisme coping yang destruktif (mal adaptif)
Adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau mengalami keadaan yang beresiko tinggi suatu ketidakmampuan untuk mengatasi stressor. Coping maladaptive menggambarkan individu yang mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kejadian-kejadian yang sangat menekan (Carpenito, 2001).
Karakteristik coping maladaptive menurut Taylor (1997), yaitu :
· Menyatakan tidak mampu
· Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif
· Perasaan lemas, takut, irritable, tegang, gangguan fisiologis, adanya stres kehidupan.
· Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
2) Mekanisme coping yang konstruktif (adaptif)
Merupakan suatu kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai tugas mempertahankan konsep diri, mempertahankan hubungan dengan orang lain, mempertahankan emosi dan pengaturan stres (Carpenito, 2000).
Karakteristik, mekanisme coping adaptif, yaitu :
· Dapat menceritakan secara verbal tentang perasaan
· Mengembangkan tujuan yang realistis
· Dapat mengidentifikasi sumber coping
· Dapat mengembangkan mekanisme coping yang efektif
· Mengidentifikasi alternatif strategi
· Memilih strategi yang tepat
· Menerima dukungan
2. Teori Kepribadian Sehat menurut Gordon Allport
1)
Konsep
Allport mengenai Kepribadian yang Matang
·
Pertama,
manusia yang matang secara psikologis memiliki karekteristik berupa perilaku
proaktif, yaitu mereka mampu bertindak secara sadar dalam lingkungannya melalui
pendekatan-pendekatan yang baru dan inovatif, serta membuat lingkungan mereka
memberkan respons terhadap mereka. Perilaku proaktif tidak hanya sekadar
mengurangi tekanan, namun juga untuk membentuk tekanan baru. Kepribadian yang
matang lebih dapat termotivasi oleh proses sadar daripada kepribadian yang
terganggu, yang membuat mereka menjadi lebih fleksibel dan mandiri disbanding
pribadi yang tidak sehat, yang akan tetap terdominasi oleh motif-motif tidak
sadar yang berasal dari pengalaman masa kecil.
·
Pribadi
yang sehat mempunyai masa kecil yang
relative tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat
menghadapi konflik dan penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis
tidak terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat
mereka unik. Usia juga tidak diperlukan untuk kedewasaan, walaupun manusia yang
sehat kelihatan menjadi lebih dewasa
saat mereka bertambah umur.
2)
Konsep
Carl Rogers mengenai kepribadian yang Sehat
Mulai
bayi kita mengembangkan konsep diri yang sebagian dipersonalisasikan dan
dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai aku atau diriku. Bisa mengevaluasi
pengalaman sebagai pengalaman yang positif dan negatif, menggunakan
kecenderungan aktualisasi diri. Kecenderungan aktualisasi diri merujuk pada
pengalaman organism dari individu sehingga hal tersebut merujuk paa manusia
secara keseluruhan, fisiologis dan kognitif. Carl rogers juga mengajukan dua
system yaitu konsep diri dan diri ideal.
·
Manusia
membentuk konsep diri, ia akan menemukan kesulitan dalam menerima perubahan dan
pembelajaran yang penting. Konsep diri yang sudah terbangun tidak mungkin tidak
membuat perubahan sama sekali, hanya tetap akan terasa sulit.
·
Diri
ideal adalah pandangan seseorang atas diri yang diharapkannya. Meliputi hal
yang positif yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar antara diri
ideal dan konsep diri mengindekasikan inkongruensi dan merupakan kepribadian
yang tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis, melihat sedikit
perbedaan antara konsep dirinya dengan apa yang mereka inginkan secara ideal.
Daftar Pustaka :
Feist and Feist. (2009).Teori Kepribadian. Salemba Humanika:
Jakarta
Dewi Kartika Sari. (2012). Kesehatan Mental. UPT UNDIP Press
Semarang: Semarang
No comments:
Post a Comment